Surabaya –
Pandemi COVID-19 berdampak pada banyak sektor ekonomi. Bahkan penjual sex toys atau dildo pun merasakan dampaknya.
Hendra Wicaksono (41), salah satu penjual sex toys di Surabaya mengaku, penjualannya anjlok. Itu sudah dirasakan sejak Maret 2020.
“Penjualan sepi banget selama pandemi ini. Ya mulai dari awal 2020. Ya istilahnya harus kuat kita,” ujar Hendro kepada detikcom, Sabtu (13/2/2021).
Menurut Hendra, berbeda dengan sebelum pandemi, penjualan masih normal. Dalam sebulan, ia bisa menjual 5 hingga 6 sex toys, meski persaingan antarpenjual ketat.
“Ya normal. Ya kadang satu minggu pengiriman 2 kali. Kadang dalam sebulan bisa ngirim 5 sampai 6 kali. Dan itu banyak penjualnya juga,” kenang Hendro.
Hendra menambahkan, sebenarnya dirinya dan para penjual dildo lainnya bukan sebagai penjual langsung dildo. Namun hanya reseller saja.
“Ndak, kita hanya reseller saja di toko online. Kalau ada pesanan baru kita kirim,” ujar Hendro.
Sepinya penjualan dildo, lanjut Hendra, membuat ia sempat merintis usaha di bidang lain. Namun, lagi-lagi usaha itu juga ambruk karena pandemi COVID-19.
“Dulu pernah (usaha jual) burung. Tapi juga ambruk. Ya sekarang dildo tetap. Kalau ada pesanan ya kami layani,” pungkas Hendro.
(sun/bdh)