Serangan roket menghantam pangkalan militer Amerika Serikat di wilayah Kurdi di Irak Utara pada Senin (15/2) waktu setempat. Akibat serangan itu, seorang kontraktor sipil tewas dan lima orang lainnya termasuk seorang personel militer AS, luka-luka.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/2/2021) serangan itu adalah yang paling mematikan yang menyerang pasukan AS selama hampir setahun di Irak, di mana ketegangan meningkat antara pasukan AS, sekutu Irak dan Kurdi mereka di satu sisi dan milisi yang berpihak pada Iran di sisi lain.
Seorang juru bicara koalisi AS mengatakan di Twitter, serangan itu menghantam pasukan koalisi pimpinan AS di ibu kota wilayah Kurdi, Erbil. Detail informasi terkait serangan akan disampaikan menyusul.
Sumber keamanan Kurdi mengatakan setidaknya tiga roket menyerang dekat Bandara Internasional Erbil di wilayah otonomi itu pada larut malam. Wartawan Reuters mendengar beberapa ledakan keras dan melihat kebakaran terjadi di dekat bandara.
Diketahui pasukan AS menempati pangkalan militer yang berdekatan dengan bandara sipil tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Kurdi mengatakan sejumlah roket ditembakkan ke Erbil dan daerah sekitarnya sekitar pukul 21:30 waktu setempat dan beberapa orang terluka, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut.
Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Saraya Awliya al-Dam mengaku bertanggung jawab atas serangan di pangkalan AS itu. Mereka menargetkan “pendudukan Amerika” di Irak. Namun mereka tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.