Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar pada Senin (6/1/2025) di Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) Halim menghadapi sejumlah tantangan pada hari pertamanya. Salah satu kekurangan yang menjadi perhatian adalah belum tersedianya susu sebagai bagian dari menu gizi yang dijanjikan. Menteri Koperasi dan UKM (Menkop) Budi Arie Setiadi memberikan klarifikasi terkait situasi ini.
Dalam kunjungannya ke SD Angkasa 5, Budi Arie menyampaikan bahwa susu baru akan didistribusikan mulai hari kedua program. “Besok. Ini kan baru uji coba. Jadi, tidak perlu terlalu berkecil hati jika ada kekurangan. Susu akan segera disiapkan,” ujar Budi Arie. Ia menambahkan bahwa proses pelaksanaan hari pertama program ini masih berada dalam tahap penyesuaian.
Budi Arie juga mengungkapkan bahwa keterbatasan produksi koperasi susu menjadi salah satu penyebab utama belum tersedianya susu pada hari pertama. “Saat ini, koperasi susu hanya mampu memproduksi 1,3 juta liter per hari. Untuk wilayah seperti Jawa Timur, terutama di Malang, sudah lebih siap. Namun, untuk Jakarta, kondisinya lebih menantang,” jelasnya.
Sebagai langkah alternatif, Badan Gizi Nasional (BGN) direncanakan akan mendukung pemenuhan kebutuhan susu dalam program MBG. Hal ini diharapkan dapat memastikan distribusi susu yang merata ke seluruh peserta program di masa mendatang.
Pada hari pertama, SPPG Halim mendistribusikan sebanyak 1.500 porsi makanan bergizi ke delapan sekolah, termasuk SD Angkasa 1, SD Angkasa 5, SD Angkasa 7, SD Angkasa 10, SMPN 80, SMPN 214, MTSN 14, dan SMK Angkasa 1. Jumlah ini akan meningkat menjadi 3.000 porsi pada hari kedua.
Proses distribusi makanan dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama ditujukan bagi siswa kelas 1 hingga kelas 3 SD pada pukul 08.00 WIB, sedangkan sesi kedua untuk siswa kelas 4 SD hingga SMA pada pukul 11.00 WIB. “Hari ini adalah awal dari produksi dan distribusi paket MBG. Kami optimistis jumlah porsi akan terus meningkat sesuai rencana,” tambah Budi.
Baca juga: Kasus HMPV Melonjak di China, Anak-Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Program MBG dirancang untuk memberikan manfaat bagi 3,2 hingga 3,3 juta siswa di seluruh Indonesia. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Dedek Prayudi, menjelaskan bahwa terdapat sekitar 1.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai daerah untuk melaksanakan program ini. Setiap SPPG bertanggung jawab menyediakan 3.000 hingga 3.500 porsi makanan setiap harinya.
“Kick-off program ini telah dimulai pada 6 Januari, dan kami menargetkan program ini dapat berjalan secara konsisten untuk menjangkau seluruh siswa yang membutuhkan di berbagai wilayah Indonesia,” ujar Dedek dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Kompas TV pada Sabtu (4/1/2024).
Meski menghadapi tantangan awal, program MBG tetap disambut positif oleh berbagai pihak. Kehadiran makanan bergizi diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan siswa sekaligus mendukung kegiatan belajar mereka di sekolah. Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan program ini agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Dengan dimulainya program ini, pemerintah juga berharap dapat memperkuat peran koperasi susu dan badan gizi nasional dalam mendukung keberhasilan distribusi pangan bergizi ke seluruh Indonesia. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk memastikan pelaksanaan program ini berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi generasi muda.