Pelaksanaan Operasi Zebra 2025 memasuki hari kesepuluh dan memperlihatkan konsistensi kinerja di seluruh wilayah. Pada fase ini, ritme kegiatan dinilai stabil dan mencerminkan kesiapan jajaran dalam menghadapi dinamika lapangan. Hari kesepuluh menjadi titik evaluasi penting untuk melihat kedewasaan operasional serta arah penyesuaian strategi menjelang pekan lanjutan.
Kepolisian menilai hari ke-10 sebagai gambaran menyeluruh mengenai efektivitas pelaksanaan sejak hari pertama. Data harian yang terus diperbarui memperlihatkan bahwa struktur pelaksana mampu menjaga disiplin, ketepatan, dan kesinambungan kegiatan. Kondisi ini menunjukkan adaptasi yang baik terhadap karakteristik lalu lintas di berbagai wilayah.
Pada hari kesepuluh, seluruh jajaran melaporkan pelaksanaan kegiatan pre-emtif, preventif, dan penegakan hukum dengan intensitas yang relatif stabil. Evaluasi internal mencatat bahwa koordinasi lintas wilayah berjalan lebih matang. Selain itu, beban tugas yang meningkat tidak menurunkan profesionalitas personel. Kesiapan organisasi dalam mendukung keamanan dan keselamatan lalu lintas terlihat dari kemampuan mengelola arus informasi serta respons cepat terhadap dinamika mobilitas masyarakat.
Kegiatan pre-emtif pada H10 menjadi salah satu pilar utama Operasi Zebra 2025. Tercatat 321.327 kegiatan pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan ke berbagai kelompok masyarakat. Kegiatan ini mencakup sambang komunitas roda dua dan roda empat, sosialisasi ke sekolah dan kampus, hingga pendekatan ke perusahaan serta pabrik.
Selain itu, penyebaran materi kampanye keselamatan mencapai lebih dari dua juta kegiatan. Mulai dari pemasangan spanduk, pembagian leaflet, stiker, hingga billboard edukatif yang tersebar di ruang publik. Tingginya intensitas penyebaran materi menunjukkan komitmen dalam memperluas jangkauan pesan keselamatan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran berkendara tertib sekaligus mengurangi potensi pelanggaran pada pekan berikutnya.
Pada sektor preventif, Operasi Zebra 2025 mencatat 2.245.166 kegiatan pencegahan pada hari kesepuluh. Upaya ini mencakup pemeriksaan kelayakan kendaraan besar seperti bus dan truk, pengecekan kelengkapan kendaraan di lingkungan pendidikan dan perusahaan, serta penempatan petugas di titik-titik rawan.
Turjawali menjadi kegiatan terbesar dengan lebih dari 1,39 juta aksi pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli. Kegiatan ini berperan besar dalam mengelola kepadatan arus mobilitas terutama pada jam sibuk. Wilayah juga diminta memperbarui pemetaan titik rawan setiap hari agar intervensi yang dilakukan tetap relevan dan efektif.
Penindakan pelanggaran lalu lintas pada H10 mencapai 995.435 perkara. Data menunjukkan penegakan berbasis teknologi Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) masih mendominasi, baik melalui perangkat statis maupun mobile. Penggunaan ETLE dinilai mampu meningkatkan objektivitas dan akurasi penindakan. Selain itu, teguran langsung mencapai lebih dari 800 ribu tindakan, yang menggambarkan pendekatan humanis petugas dalam memberikan edukasi di lapangan.
Seluruh jajaran diminta untuk menjaga akurasi dokumentasi penindakan serta memastikan setiap tilang manual dilakukan sesuai prosedur. Kualitas data menjadi aspek penting mengingat penindakan berbasis teknologi sangat bergantung pada validitas rekaman.
Operasi Zebra pada hari kesepuluh juga mencatat 1.013 kegiatan penindakan balap liar. Penindakan ini meliputi pembubaran kerumunan, pemeriksaan kendaraan, dan tindakan administratif bagi pelanggar. Aktivitas tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan fatal, terutama pada malam hari.
Sementara itu, kegiatan perlindungan pejalan kaki mencapai 3.296 kegiatan. Petugas memberi perhatian khusus di kawasan sekolah, pasar, pusat kota, dan titik penyeberangan rawan. Upaya ini bertujuan melindungi kelompok rentan yang beraktivitas di ruang jalan.
Data kecelakaan pada H10 mencatat 1.671 kejadian dengan korban meninggal, luka berat, dan luka ringan yang tergolong signifikan. Kerugian material mencapai lebih dari Rp3,3 miliar. Analisis menunjukkan adanya pola waktu tertentu yang memerlukan intervensi cepat, termasuk pemasangan rambu tambahan, rekayasa lalu lintas, dan peningkatan pengawasan.
Setiap wilayah diminta memperbarui daftar titik rawan kecelakaan dan melaksanakan langkah korektif secara terukur agar tren kecelakaan dapat ditekan pada pekan berikutnya.
Pada hari kesepuluh, pantauan publikasi mencapai 1.527.937 konten dari berbagai jenis media. Aktivitas pemberitaan menunjukkan tingginya perhatian masyarakat terhadap Operasi Zebra. Sentimen publik tercatat stabil dengan topik dominan berupa penegakan hukum, rekayasa lalu lintas, dan edukasi keselamatan.
Seluruh wilayah diminta meningkatkan kualitas publikasi, terutama konten informatif yang mudah dipahami masyarakat. Komunikasi publik dinilai sebagai elemen penting dalam menjaga kepercayaan dan partisipasi masyarakat.
Memasuki fase lanjutan Operasi Zebra 2025, jajaran diminta memperkuat program pre-emtif, preventif, dan penegakan hukum berbasis ETLE. Selain itu, penanganan balap liar serta analisis cepat terhadap tren kecelakaan menjadi fokus prioritas. Seluruh keputusan diarahkan untuk mempertahankan efektivitas operasi hingga hari terakhir.

