Misinformasi terjadi pada program vaksinasi COVID-19 untuk lansia. Alhasil para lansia harus antre panjang menunggu giliran divaksin.
Awal mulanya beredar dari pesan berantai di aplikasi WA yang isinya mengajak lansia divaksinasi hanya dengan menunjukkan KTP. Dalam pesan hoaks itu disebutkan lansia bisa divaksinasi di Kantor PPSDMK Kemenkes, Jalan Hang Jebat, Jaksel dengan cara ‘go show membawa KTP’.
Gegara pesan itu antrean para lansia tak terhindarkan. Dua hari terjadi antrean panjang yakni ada Selasa (2/3) dan Rabu (3/3).
Antrean panjang itu masih terjadi kemarin. Namun antrean lansia itu juga tidak lama, per pukul 11.20 WIB, para lansia yang sempat menunggu giliran sudah masuk ke gedung BBPK untuk divaksinasi.
“Kejadian ini berawal dari penyebaran HOAKS broadcast via WA,” demikian cuit akun Kemenkes, dilihat Rabu (3/3/2021).
Kemenkes lewat akun resmi Twitternya memperlihatkan broadcast WA yang disebut hoax tersebut. Broadcast itu menyebutkan ada jatah 1.000 orang per hari untuk vaksinasi Corona bagi lansia dan lansia cukup datang membawa KTP. Bahkan disebutkan pemilik KTP non-DKI bisa juga divaksinasi di BBPK.
Plt Kepala Badan PPSDM Kesehatan dr Maxi Rein Rondonuwu menerangkan pihak Kemenkes sudah mengatur antrean. Dia menduga besarnya animo masyarakat, khususnya para lansia, untuk divaksinasi itu akibat beredarnya pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang menyebutkan lansia bisa divaksinasi hanya menunjukkan KTP serta pemilik KTP non-DKI bisa divaksinasi di BBPK.
“Kita sudah atur yang datang itu lansia yang sudah.. tapi yaitu WA-nya itu semua bisa dilayani di situ, orang baca WA dia datang. WA beredar, saya nggak tau WA-nya itu apa namanya itu sudah dari berbagai penjuru orang WA beredar luas,” papar Maxi.
“Padahal kita nggak pernah berikan publikasi keseluruhan, kita sudah atur dengan Dinkes untuk mengatur wilayah Puskesmas wilayah mana yang antreannya panjang bisa digeser ke situ, tapi orang kan animo tinggi orang pada datang,” imbuhnya.
Maxi juga menjelaskan soal ada lansia yang tidak terdata ketika hendak divaksinasi. Dia mengatakan warga yang tidak terdaftar bisa melakukan registrasi langsung di lokasi.
“Jadi lansia di DKI bahkan seluruh Indonesia kita sudah punya data top down yang kita ambil dari data Dukcapil jadi sebenarnya kalau dia datang itu sebenarnya tinggal bawa NIK. Karena sudah terdata di sistem peduli satu data dan itu data kita ambil dari Dukcapil, data Dukcapil kan lengkap. Kalau ada salah NIK atau tak terdaftar bisa daftar on side, bisa di tempat ada mekanisme,” jelas dia.
Kemkes Siapkan SE Lansia Bisa Vaksin Corona di Lokasi Terdekat
Kemenkes langsung melakukan evaluasi terkait adanya antrean panjang para lansia itu. Kemenkes mengeluarkan surat edaran untuk mempermudah pelaksanaan vaksinasi untuk lansia.
Plt Kepala Badan PPSDM Kesehatan dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan para lansia nantinya bisa divaksinasi di lokasi terdekat dari tempat tinggal.
Maxi mengatakan, berdasarkan aturan sebelumnya, vaksinasi untuk lansia hanya diutamakan di wilayah ibu kota negara dan ibu kota provinsi. Namun berkaca dari adanya antrean ini, kebijakan itu kemudian dipermudah.
“Memang benar di peduli satu data dan sistem kita tidak mengenal wilayah bisa divaksin di mana saja, cuma karena orang DKI merasa mereka itu dapat vaksin untuk DKI, jadi diutamakan untuk DKI,” paparnya.
“Tapi hari ini sudah saya buka, ada edaran untuk dilakukan vaksinasi di semua, instruksi Pak Menteri tadi malam segera buat edaran untuk menegaskan vaksinasi lansia itu di semua kota, bukan lagi terbatas ibu kota provinsi, ibu kota negara. Kemudian nanti vaksinasi untuk lansia itu bisa dilakukan di mana, jadi bisa tidak melihat KTP, usahakan yang paling terdekat tempat tinggalnya,” lanjut Maxi.