Indonesia dan Rusia Bahas Investasi Gula hingga Ekspor CPO dalam Pertemuan Bilateral
Indonesia dan Rusia Bahas Investasi Gula hingga Ekspor CPO dalam Pertemuan Bilateral

Arahkompas.com – Indonesia terus mendorong perluasan pasar ekspor komoditas unggulan, salah satunya minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO), ke wilayah nontradisional seperti Rusia. Upaya ini menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pertanian Federasi Rusia Oksana Nikolaevna Lut di St. Petersburg.

Dalam diskusi tersebut, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama strategis, termasuk peningkatan volume ekspor CPO Indonesia guna memperkuat posisi dagang di pasar global.

Pertemuan tersebut menjadi bagian dari agenda kenegaraan yang turut disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin. Keterlibatan dua kepala negara ini menunjukkan bahwa kerja sama pertanian menjadi salah satu fondasi penting dalam hubungan bilateral kedua negara.

Dalam pembicaraan antara kedua menteri, terdapat lima poin strategis yang menjadi fokus utama. Pertama, Indonesia dan Rusia membahas peningkatan investasi di sektor gula. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat pasokan nasional sekaligus membuka lapangan kerja baru melalui pembangunan industri berbasis tebu.

Kedua, pemerintah Indonesia mendorong peningkatan volume ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) ke pasar Rusia. Langkah ini bertujuan memperluas jangkauan komoditas unggulan Indonesia ke pasar nontradisional, sekaligus mendukung neraca perdagangan nasional.

Selanjutnya, kedua negara membahas rencana pembangunan industri pupuk bersama. Proyek ini dinilai penting sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan melalui ketersediaan sarana produksi pertanian yang stabil dan terjangkau.

Selain itu, Rusia juga membuka peluang bagi produk dagingnya untuk masuk ke pasar Indonesia. Pembukaan akses impor ini akan melalui tahap evaluasi dan pengawasan sesuai dengan ketentuan karantina dan standar keamanan pangan nasional.

Poin terakhir dalam diskusi adalah penguatan kerja sama teknis dan riset pertanian berbasis teknologi. Kedua negara sepakat bahwa pengembangan inovasi, pertukaran keahlian, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci menuju pertanian modern dan berkelanjutan.

Presiden Vladimir Putin menyampaikan optimismenya terhadap masa depan hubungan kedua negara. Ia menyatakan bahwa Rusia siap memperluas kolaborasi dengan Indonesia di berbagai bidang, termasuk pertanian, energi, eksplorasi luar angkasa, dan pertahanan. Menurutnya, kerja sama ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara seimbang dan saling menguntungkan.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Rusia menunjukkan tren yang positif. Ia menyambut baik semakin banyaknya peluang kolaborasi lintas sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Sebagai bentuk tindak lanjut konkret, Menteri Pertanian Rusia secara resmi mengundang Mentan RI untuk melakukan kunjungan lanjutan ke Rusia pada Oktober 2025 mendatang. Undangan ini disampaikan langsung dalam sesi pertemuan bilateral antara kedua presiden yang didampingi para menteri terkait.

Kunjungan mendatang diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat pelaksanaan kerja sama yang telah disepakati, serta membuka jalur komunikasi dan investasi yang lebih luas bagi pelaku usaha pertanian dari kedua negara. Dengan pendekatan yang saling menguntungkan, Indonesia dan Rusia optimistis dapat membangun ketahanan pangan yang lebih tangguh di masa depan.

Artikel sebelumyaProyek LRT Jakarta Fase 1B Ditargetkan Rampung 2026, Jalur Velodrome-Manggarai Segera Tersambung
Artikel berikutnyaPemprov Siapkan Normalisasi Kali Ciliwung untuk Atasi Banjir Jakarta
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments