Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti manuver Kepala KSP Moeldoko dalam gelaran yang diklaim sebagai kongres luar biasa atau KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumut. KLB tersebut mendapuk Moeldoko sebagai ketua umum.
“Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak masyarakat luas, para prajurit TNI dan purnawirawan TNI serta keluarganya semuanya untuk menilai ini dengan jernih. Mengapa? Bahwa bagi prajurit, masalah moral bukan sekadar ajaran tentang baik dan buruk. Lebih dari itu adalah kondisi moral prajurit terkait erat dengan kondisi mental yang membuat prajurit tetap berani, tetap bersemangat, karena motivasi sungguh-sungguh pantang menyerah, tabah, sabar dalam melaksanakan tugas pokoknya, apa pun rintangan yang dihadapi itulah yang dikatakan moral,” buka Gatot dalam video yang diunggahnya di Instagram resminya, Selasa (16/3/2021).
Gatot Nurmantyo menyatakan, untuk membentuk, menjaga, dan memelihara moral TNI, ada upaya-upaya dari hal kepemimpinan, yel-yel, hadiah hukuman, doa, hingga lagu-lagu. Gatot kemudian menyanyikan lirik lagi yang menurutnya benar-benar melekat dalam jiwa seluruh lulusan akademi TNI di berbagai matra.
Lirik lagu yang dimaksud Gatot adalah ‘Biar badan hancur lebur kita kan bertempur membela keadilan suci kebenaran murni. Di bawah Dwi Warna panji, kita kan berbakti mengorbankan jiwa dan raga membela Ibu Pertiwi. Demi Allah Maha Esa kami nan bersumpah setia membela nusa dan bangsa tanah tumpah darah’. Gatot menyebut dirinya mendapatkan lagu itu 40 tahun yang lalu ketika di akademi militer.
“Yang ingin saya sampaikan adalah sangat penting untuk menjaga moral prajurit, baik dalam situasi perang maupun damai,” sebut Gatot.
Lalu, apa hubungan cerita Gatot Nurmantyo tadi dengan KLB Partai Demokrat yang melibatkan Moeldoko, mantan Panglima TNI itu? Gatot menyebut Moeldoko kini dalam sorotan luas.
“Ada mantan prajurit yang kebetulan mantan panglima TNI yang mendapat sorotan publik yang luas, baik dari dalam maupun luar negeri karena tindakannya yang dianggap melanggar moral dan etika,” sebut Gatot.
“Saya ingatkan bahwa dengan niat untuk tetap menjaga moral dan kehormatan prajurit TNI, saya sungguh ingin membuat garis batas yang tegas dalam hal ini. Saya ditanya waktu itu kan saya tidak jawab. Sebenarnya bukan karena apa-apa, sebenarnya hanya karena hampir saya tidak percaya bahwa akan kejadian dan beliau mau,” ucap Gatot.
Gatot Nurmantyo mengatakan dirinya sempat tak berpikir Moeldoko mau menerima pinangan kubu KLB Demokrat. Menurutnya, dia juga dibentuk Moeldoko selama di militer. Gatot mengaku menjadi anak buah Moeldoko di TNI, baik saat Moeldoko menjadi KSAD maupun panglima TNI.
“Dengan seluruh atribut yang melekat kepada beliau hingga benar-benar saat mantan panglima tersebut ikut, dalam tanda kutip, KLB dan menerima didaulat sebagai ketua umum, sangat susah bagi saya untuk menduga bahwa yang bersangkutan akan melakukan tindakan sebagaimana telah kita saksikan bersama pada tanggal 5 Maret 2021 di Sibolangit,” jelas Gatot.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
Tonton Video: Demokrat Versi KLB Sumut Klaim Sudah Daftar Kepengurusan ke Kemenkum HAM