Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah Sejak Pengangkatan Wakil Menteri
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah Sejak Pengangkatan Wakil Menteri

ArahKompas.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada awal perdagangan hari ini. Mengikuti tren mata uang utama Asia lainnya, rupiah menunjukkan penurunan nilai yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar.

Pada pukul 09:19 WIB, nilai tukar rupiah tercatat berada di posisi Rp 16.217 per dolar AS, melemah 0,38% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Tidak hanya di pasar spot, depresiasi rupiah juga terlihat di pasar forward. Di pasar Non-Deliverable Forwards untuk tenor 1 minggu, rupiah berada di posisi Rp 16.212,3 per dolar AS.

Rupiah tidak sendirian dalam tren pelemahan ini. Mata uang utama Asia lainnya seperti yen Jepang, yuan China, won Korea Selatan, dolar Taiwan, baht Thailand, ringgit Malaysia, dan dolar Singapura juga melemah dengan persentase masing-masing 0,15%, 0,04%, 0,25%, 0,24%, 0,17%, 0,21%, dan 0,08%. Dengan demikian, rupiah menjadi mata uang terlemah di kawasan Asia untuk saat ini.

Menurut riset dari Mega Capital Securities, pelemahan mata uang Asia, termasuk rupiah, dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 4,4 basis poin (bps) menjadi 4,2%. Sementara itu, yield obligasi tenor 30 tahun naik 4,7 bps ke 4,42% dan tenor 2 tahun naik 3,4 bps ke 4,47%.

Kenaikan yield obligasi ini membuat dolar AS semakin perkasa. Kemarin, Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,46% ke 104,16.

Di dalam negeri, penunjukan Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan II turut mempengaruhi sentimen negatif terhadap rupiah. Mega Capital menyebut bahwa posisi di Kementerian Keuangan biasanya diisi oleh figur teknokrat yang dianggap kredibel oleh pasar. “Meskipun demikian, depresiasi rupiah yang cenderung moderat menunjukkan bahwa para pelaku pasar masih memberi kesempatan bagi Thomas untuk membuktikan performa dan kredensialnya,” sebut riset tersebut.

Secara teknikal, rupiah masih berisiko melanjutkan pelemahan. Setelah gagal menembus level resisten kuatnya kemarin, rupiah berpotensi terdepresiasi menuju Moving Average (MA) 50 di area Rp 16.180-16.210 per dolar AS. Trendline channel sebelumnya yang sempat tertembus kini menjadi level resisten potensial terdekat di Rp 16.100 per dolar AS. Sementara resisten berikutnya ada di rentang Rp 16.080-16.020 per dolar AS.

Jika tekanan pelemahan terus berlanjut, maka trendline garis biru di Rp 16.250 per dolar AS akan menjadi support terkuat bagi rupiah.

Pengamat ekonomi dari Mega Capital Securities menyebutkan bahwa sentimen negatif terhadap pengangkatan Thomas Djiwandono masih dapat berubah seiring waktu. “Pasar masih menunggu kebijakan dan langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh Thomas sebagai Wakil Menteri Keuangan II,” ujar pengamat tersebut.

Selain itu, investor juga memantau perkembangan global, terutama kebijakan moneter dari Federal Reserve AS yang berpotensi mempengaruhi nilai tukar dolar AS. “Jika The Fed memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga tinggi, maka dolar AS akan terus menguat, dan tekanan terhadap mata uang Asia termasuk rupiah akan semakin besar,” tambahnya.

Dengan berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi, pergerakan nilai tukar rupiah menjadi perhatian utama para pelaku pasar dan investor. Prospek jangka pendek menunjukkan bahwa rupiah masih berisiko mengalami pelemahan lebih lanjut, namun pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan mengikuti perkembangan kebijakan baik di dalam maupun luar negeri.

Situasi ini menuntut kebijakan ekonomi yang responsif dan strategi mitigasi risiko yang tepat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Masyarakat dan pelaku bisnis diharapkan untuk tetap tenang dan tidak panik, serta mengikuti perkembangan informasi terkini guna mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar ini.

Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Infrastruktur dan Pendidikan di Lampung Selatan

Sumber: Kompas.

Artikel sebelumyaPresiden Jokowi Tinjau Infrastruktur dan Pendidikan di Lampung Selatan
Artikel berikutnyaPresiden Jokowi Resmikan Cocotech ke-51 di Jawa Timur
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments