Klaster penularan COVID-19 dari kegiatan takziah ditemukan di dua padukuhan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pun mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman memperhatikan mobilitas warganya dan warga diminta agar jangan seenaknya sendiri.
Kedua klaster takziah itu ditemukan di Padukuhan Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, Sleman, dan di Padukuhan Blekik, Sardonoharjo, Ngaglik. Kepala Puskesmas Sleman Elyza Sinaga menjelaskan untuk klaster takziah di Plalagan, Pandowoharjo, Sleman berawal dari adanya kegiatan takziah sekitar tanggal 10 Maret.
Kemudian salah seorang warga merasakan gejala Corona dan pada 12 Maret dilakukan swab antigen dengan hasil positif. Puskesmas kemudian melakukan tracing dan ditemukan 32 orang yang positif COVID-19 dari tes PCR.
“Dari 32 orang tersebut, 3 orang di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan seorang di antara mereka dilaporkan meninggal pada 25 Maret 2021 lalu,” kata Elyza saat dihubungi wartawan, Selasa (30/3/2021).
Elyza menyebut pihak puskesmas kemudian melakukan tracing kasus dengan menggelar swab massal pada Senin (29/3) lalu. Hasilnya ada tambahan 4 orang yang positif swab antigen.
“Sehingga, kini total ada 36 pasien. Ada yang dari desa di kecamatan lain juga. Yang dari (Kecamatan) Mlati juga ada,” terangnya.
Kemudian dari klaster takziah di Padukuhan Blekik, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman ditemukan ada puluhan warga positif Corona.
Para warga ini ditemukan terpapar Corona usai melayat di salah satu warga yang meninggal dunia, namun diketahui penyebab kematiannya bukan karena Corona. Klaster ini bermula saat ada salah seorang warga meninggal pada Senin (15/3). Kemudian, hari berikutnya dilakukan pemakaman keluarga dan diadakan tahlil selama tiga hari mulai 16-18 Maret 2021.
“Kemudian tuan rumah (anak dari yang meninggal) itu pada 18 Maret merasakan gejala pusing, kehilangan indra perasa. Kemudian tanggal 19 Maret melakukan pemeriksaan antigen dan hasilnya positif,” kata juru bicara penanganan COVID-19 Pemda DIY Berty Murtiningsih kepada wartawan Senin (29/3).
Usai diketahui positif, tim Puskesmas Ngaglik kemudian melakukan pemeriksaan ke warga Padukuhan Ngaglik. Pemeriksaan menggunakan swab antigen dan rapid antibodi.
“Pemeriksaan oleh puskesmas dilakukan tanggal 24 Maret. Warga yang hadir sejumlah 207 orang, yang lolos dari tracing 16. Yang swab antigen 148 orang hasilnya yang positif swab antigen sebanyak 22 orang,” jelasnya.
Tracing kasus pada klaster ini tidak berhenti. Pada Jumat (26/3) lalu, tim Puskesmas Ngaglik kembali melakukan tes swab antigen massal di Padukuhan Blekik.
“Tes kedua ini hadir 174 orang yang kami swab antigen. Hasilnya 22 orang positif,” katanya.
“Total 44 orang (positif antigen),” sambungnya.
Selanjutnya teguran Sultan HB X terkait adanya klaster takziah di Sleman…
Simak juga ‘Ratusan Karyawan Mal di Yogyakarta Dapatkan Vaksinasi Corona’: