Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi NasDem, Nova Harivan Paloh bingung dengan pembangunan rumah model panggung di lokasi rawan banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Nova juga mempertanyakan efektivitas pembangunan rumah vertikal itu untuk mengatasi banjir.
“Saya juga belum tahu, belum ada tergambar sama saya. Ini kalau nggak salah ini model ya, modelnya baru di Jakarta Timur. Tapi kalau saya pikir lagi, ini Pemprov DKI punya program penataan kampung kumuh kalau nggak salah CAP (Community Action Plan), ada 200 penataan kampung kumuh. Esensinya salah seperti itu. Tapi kembali lagi sekarang ini memang program untuk masalah banjir ini terkait di kiri kanan aliran sungai itu kan adanya pembesaran kali itu kan yang paling utama,” kata Nova kepada wartawan, Minggu (4/4/2021).
Nova mempertanyakan apakah pembangunan rumah panggung dengan kolong 3,5 meter akan efektif untuk menangani banjir. Dia menyebut jika sungai meluap, air tetap akan menggenangi kolong tersebut.
“Saya mau sampaikan lagi istilahnya dibuat 3,5 meter (kolong) tersebut apakah antisipasi banjir nantinya itu bakal efektif atau enggak. Kalau misalnya dibuat seperti itu tapi tidak ada tanggul seperti apa, nanti sangat disayangkan airnya akan masuk-masuk juga. Seberapa efektifnya?” kata dia.
Nova menyebut Pemprov DKI belum menjelaskan mengenai pembangunan rumah itu kepada Komisi D DPRD DKI. Komisi D sendiri membidangi masalah pembangunan.
“Nggak ada, makanya saya juga bingung dengar program ini. Ini program dari mana? Yang hanya dilakukan untuk melakukan masalah banjir dengan APBD Perubahan menggunakan dana PEN, satu masalah pembebasan lahan, kedua pembuatan waduk, ketiga untuk meneruskan lagi tanggul, keempat sumur resapan,” tutur dia.
Nova menyebut program tersebut ada di bawah Pemkot Administrasi Jakarta Timur. Namun dia belum mengetahui anggaran dari renovasi rumah tersebut.
“Ini kan yang bikin Walkot Jaktim, kalau penataan kampung Dinas Perumahan, kalau Banjir di SDA, kalau di SDA itu sumur resapan. Nah ini saya belum tahu juga. Mungkin ini program tersendiri di Wali Kota Jaktim, mereka membuat program percontohan melihat bahwa ini bisa dikembangkan, mungkin bisa berhasil kali, gitu kan. Kalau dari kami belum ada gambaran, belum ada koordinasi kami kalau soal penanggulangan banjir,” katanya.
Simak juga video ‘Anies: Akhir-akhir Ini Pemilihan Pemimpin Ujungnya Malah Polarisasi’: