Situasi keamanan di wilayah Kabupaten Puncak telah kembali kondusif, pasca kontak tembak yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata dengan pasukan TNI Polri. Tak hanya melukai aparat, KKB juga meneror bahkan membunuh warga sipil setempat.
Untuk mengatasi gangguan kelompok kriminal bersenjata tersebut, aparat gabungan TNI-Polri menerjunkan pasukannya. Bahkan pasukan gabungan TNI-Polri juga mengirim personel tambahan agar senantiasa memberikan pengamanan untuk masyarakat di Kabupaten Puncak.
Mobilitas masyarakat di Kabupaten Puncak pun sudah kembali normal. Hal ini ditunjukkan dengan ramainya kegiatan di pasar Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
Sebagai ungkapan bentuk syukur dan merupakan simbol perdamaian, masyarakat menggelar tradisi adat bakar honai di wilayah Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Senin (3/5) pagi.
Tradisi bakar honai ini dipimpin langsung oleh Kepala Suku Puncak Nicolas Salom. Menurut Nicolas, bakar honai ini menandai telah berakhirnya permasalahan konflik antara simon alom dan elvis tabuni secara adat.
“Ini saya punya adat mulai hari Senin (3/5) hingga Selasa (4/5). Selama kegiatan dimulai situasi sudah aman, hingga selesai kegiatan aman lagi,” ujar Nicolas.
Dalam persiapan pelaksanaan tradisi adat bakar honai tersebut turut dihadiri oleh Wakasatgas Humas Nemangkawi AKBP Dr. Fajar Satria, S.H., S.I.K., M.H., dan Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia. Kehadiran keduanya untuk menyapa dan menyambangi masyarakat setempat.
Kehadiran pihak kepolisian memastikan pagelaran tradisi adat bakar honai berjalan dengan aman dan kondusif nantinya.
Masyarakat pun tampak antusias dengan kedatangan para personel Polri dalam tradisi adat tersebut.
Mereka mengapresiasi dan berterima kasih atas kesigapan dan kerja keras aparat gabungan TNI-Polri, yang telah mendesak mundur KKB hingga wilayah Puncak kembali kondusif.