Lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron masih terjadi di Indonesia.

Tak hanya penambahan kasus harian yang melonjak tajam, angka kematian dan kasus aktif juga naik drastis.

Melihat situasi ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes (Kementerian Kesehatan) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia sudah mendekati puncak pandemi gelombang ketiga.

Hal ini terlihat dari penurunan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir. Namun demikian, Kemenkes memperkirakan, dalam empat pekan ke depan lonjakan kasus Covid-19 akan terjadi di luar Jawa-Bali.

“Kami perkirakan karena 60-70 persen kasus konfirmasi itu dari DKI dan DKI ada tren penurunan seluruh wilayah DKI, maka kemungkinan kita sudah mendekati puncak kasus Omicron ini,” kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual pada Rabu (16 Februari 2022).

Sebelumnya, Nadia sempat memprediksi bahwa pandemi gelombang kedua mencapai puncaknya pada awal Maret 2022.

Ia juga memperkirakan, peningkatan kasus Covid-19 akibat Omicron akan melebihi puncak lonjakan kasus Delta pada Juli 2021.

“Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu 3 kali sampai dengan 6 kali lebih tinggi daripada variasi Delta,” kata Nadia pada Kamis (10 Februari 2022).

Lantas, bagaimana situasi pandemi di Indonesia saat ini? Benarkah RI mendekati puncak gelombang ketiga?

Tren Covid-19

Kasus Covid-19 harian sebulan ini melonjak drastis. Bahkan, dua hari terakhir angkanya menembus 60.000 kasus dalam sehari.

Angka itu melewati puncak kasus harian gelombang Delta pada 15 Juli 2021 yang mencapai 56.757 kasus dalam sehari.

Menurut Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terbaru, bertambah 64.718 kasus Covid-19 pada Kamis (17/2/2022). Dengan penambahan tersebut, total ada 4.966.046 kasus virus corona di Indonesia dihitung sejak kasus pertama diumumkan, 2 Maret 2020.

Penambahan kasus Covid-19 harian tertinggi umumnya dicatatkan oleh wilayah Pulau Jawa. Sebelumnya, DKI Jakarta selalu mencatatkan kasus Covid-19 harian terbesar.

Namun, dalam beberapa hari terakhir, tren tersebut bergeser ke Jawa Barat. Jabar tidak hanya mencatatkan kasus Covid-19 terbanyak, tetapi juga kasus aktif tertinggi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya telah mengatakan, DKI sudah mulai melewati puncak penularan Omicron.

Akan tetapi, di saat yang sama, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur justru mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat varian baru tersebut.

“DKI Jakarta mulai melewati puncaknya (penularan Omicron), baik kasus harian, kasus aktif maupun rawat inap mulai mengalami penurunan,” kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (14/2/2022).

“Sementara itu, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat (penularan Omicron) meningkat. Tetapi, masih berada di bawah puncak penularan varian Delta,” lanjutnya.

Berikut tren Covid-19 di DKI dan Jawa Barat dalam seminggu terakhir merujuk data Satgas Penanganan Covid-19:

11 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 40.489
DKI Jakarta: 10.707
Jawa Barat: 8.945

Total kasus aktif Covid-19: 312.808
DKI Jakarta: 91.232
Jawa Barat: 89.379

12 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 55.209
DKI Jakarta: 12.417
Jawa Barat: 14.106

Total kasus aktif: 335.340
DKI Jakarta: 79.720
Jawa Barat: 101.663

13 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 44.526
DKI Jakarta: 10.172
Jawa Barat: 10.050

Total kasus aktif: 352.839
DKI Jakarta: 73.507
Jawa Barat: 110.463

14 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 36.501
DKI Jakarta: 10.275
Jawa Barat: 8.333

Total kasus aktif: 375.857
DKI Jakarta: 83.642
Jawa Barat: 116.698

15 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 57.049
DKI Jakarta: 9.482
Jawa Barat: 14.058

Total kasus aktif: 406.025
DKI Jakarta: 83.971
Jawa Barat: 125.006

16 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 64.718
DKI Jakarta: 12.388
Jawa Barat: 15.196

Total kasus aktif: 445.190
DKI Jakarta: 91.396
Jawa Barat: 134.774

17 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 63.956
DKI Jakarta: 8.977
Jawa Barat: 16.251

Total kasus aktif: 469.868
DKI Jakarta: 80.907
Jawa Barat: 147.882

Dekati pucak Omicron?

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, puncak pandemi gelombang kedua di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari dengan masa kritis hingga pertengahan Maret.

Namun demikian, setiap daerah akan menunjukkan tren Covid-19 yang berbeda.

Menurut Dicky, tidak mudah untuk menetapkan masa puncak gelombang pandemi di suatu daerah. Sebab, tren kasus Covid-19 bisa berubah-ubah.

“Setidaknya sampai akhir bulan ini, terutama di Jawa yang besar ini, ini yang akan berkontribusi pada puncak (pandemi),” kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (17/2/2022).

Meski pemerintah memprediksi bahwa wilayah penularan Covid-19 tertinggi akan bergeser, menurut Dicky, mayoritas kasus Covid-19 akan tetap dicatatkan daerah-daerah di Pulau Jawa.

Itu bukan berarti penularan virus corona di luar Jawa lebih kecil. Penularannya tetap tinggi, hanya saja kasusnya tidak banyak ditemukan karena angka pengetesan yang lebih sedikit ketimbang di Pulau Jawa.

Oleh karenanya, Dicky mengingatkan pemerintah untuk lebih cermat dalam menganalisis perkembangan Covid-19 di semua daerah dan tidak terburu-buru menyatakan suatu wilayah telah melewati masa puncak Covid-19.

“Saya ingatkan, enggak mudah menetapkan masa puncak (pandemi) itu, harus hati-hati dan perlu banyak variabel yang dilihat dengan cermat dan komprehensif. Dan dalam analisis saya itu belum (melewati masa puncak pandemi),” kata dia.

Artikel sebelumyaRSUD Cipayung Buka Suara Terkait Isu Mengcovidkan Pasien
Artikel berikutnyaBMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es di Surabaya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments