Arahkompas.com –Â Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan terjadi erupsi pada Rabu (9/7/2025) pukul 08.14 WIB. Letusan ini menambah panjang daftar aktivitas gunung api tertinggi di Pulau Jawa yang sejak awal tahun telah meletus sebanyak 2.020 kali.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa kolom abu vulkanik membumbung setinggi 1.000 meter dari puncak gunung atau mencapai 4.676 meter di atas permukaan laut. Kolom abu terpantau berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan terbawa angin ke arah barat daya dan barat.
Erupsi tersebut tercatat oleh alat seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berlangsung selama 214 detik. Aktivitas ini mengindikasikan masih tingginya potensi erupsi susulan yang dapat membahayakan masyarakat di sekitar gunung.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga radius 8 kilometer dari puncak gunung. Di luar radius tersebut, aktivitas warga juga dibatasi dalam jarak 500 meter dari tepi sungai karena kemungkinan aliran lahar dan awan panas bisa mencapai hingga 13 kilometer.
Selain itu, radius 3 kilometer dari kawah utama juga dinyatakan sebagai zona terlarang karena rentan terhadap bahaya lontaran material pijar yang dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa peringatan.
Pihak berwenang turut mengingatkan warga agar waspada terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan banjir lahar dingin yang dapat mengalir melalui lembah-lembah dan sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Sungai-sungai yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk pula sungai-sungai kecil yang merupakan anak alirannya.
Data dari PVMBG menyebutkan bahwa dalam kurun waktu enam bulan terakhir, sejak 1 Januari hingga 8 Juli 2025, Gunung Semeru telah mengalami aktivitas letusan sebanyak 2.020 kali. Angka ini menunjukkan tren peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dan perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan.
Masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung, khususnya di zona rawan bencana, diminta untuk tetap siaga dan mengikuti arahan dari petugas pos pengamatan serta instansi penanggulangan bencana setempat. Koordinasi antarinstansi terus dilakukan guna memastikan keselamatan warga serta kesiapan evakuasi bila situasi memburuk.
Dengan terus meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Semeru, semua pihak diharapkan tidak lengah dan selalu mengutamakan keselamatan di atas segalanya. Monitoring secara intensif masih berlangsung untuk mengantisipasi perkembangan situasi dalam waktu dekat.